: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ
Kamis, 16 Juli 2015 malem atau mungkin udah bisa gw sebut 1 syawal 1436 H
Takbir seketika berkumandang sesaat setelah Pak Lutfi Hakim mengumumkan Hari raya idul Fitri 1436 H. Tanpa banyak basa-basi, Menteri Agama di era kepemimpinan Jokowi ini langsung pada keputusan. Bagi gw agak unik sih, karena dengan demikian gw jadi semakin ngeh banyaknya abdi presiden kali ini yang to the point..
Ngomongin tentang “to the point”, yang menurut gw banyak terkait dengan “keterbukaan”, sepertinya gw harus banyak belajar dengan salah satu dari 3 temen masa kecil yang gw temuin kemarin.
Jadi, Kamis siang kemarin tiba-tiba gw terhenyak dari keasyikan utak-atik blog dengan tampilan baru. Telepon yang masuk mengingatkan gw tentang suara di masa lalu, ketika kami lantang menyuarakan nada-nada sumbang masa remaja. Ya, itulah suara yang ga mungkin bisa dilupakan, yang cuma bisa diduplikasi oleh suara tokoh nasional kita.. Komeng Uhuiyy.. #jiaah
Singkat cerita, Siang itu kita kumpul untuk perencanaan jalur takbran di malam hari #pencitraan. Ga ada yang berubah sih, ejo yang masih rame dengan sketsa-sketsa imajinasinya, gagal diimbangi oleh darwin bintang iklan vape, dengan bakmi yang dijadikan objek imajinasi nakalnya ejo #jangandibayangin
Alhasil, muncullah kesepakatan antara kita berempat kalo kita bakal kumpul di rumah keluarga darwin yang baru di kenanga kalisari (congratz bro) jam 8 malem. Dan lo tau apa yang ga berubah? Ejo yang masih ttep ga bisa kumpul pasca masa paceklik (red:jomblo)..
But, show must go on. Bertiga kita menyusuri jalan panjang nan berliku, menghadapi kelamnya malam, melawan dinginnyaaa………
AC mobil #jiaah
Sesuai dengan apa yang gw tulis di atas tadi, bahwa ga ada yang lebih seru dari pertemuan kembali (rendezvous) selain daripada keterbukaan. Well, ga usahlah diceritain contentnya, toh kebaikan seseorang ga harus diceritakan. Disamping itu, ada juga sedikit bahasan tentang kemandirian finansial bersama mereka yang pada akhirnya jadi motivasi tersendiri buat gw.
Salut buat kalian, mungkin kita sudah tidak mencari jati diri seperti yang pernah kita lakukan semasa remaja dulu. Tapi dari apa yg pernah gw baca bahwa inti dari kita menjalani kehidupan adalah untuk beribadah, bertasbih kepada Alloh swt seperti halnya yang sudah dituliskan oleh-Nya. Masalahnya, belom tentu manusia langsung menjalani proses kehidupan seperti yang tertulis tersebut. Dan bahkan termasuk gw jujur aja, belom termasuk yang menjalani hidup untuk tujuan tersebut.
Di sinilah gw semakin merasa, bahwa akhir-akhir ini gw sedang dikasih petunjuk atas kegalauan gw. Karena gw masih 75% percaya, bahwa ga ada yang namanya kebetulan..
Banyak dari kita mendapatkan pilihan, yang dimata kita adalah baik, namun belum tentu itu baik dihadapan-Nya. Ga usah berbicara tentang Ketuhanan dulu deh ya, untuk masa depan atau diri kita sendiri dulu deh..
Entah, apa memang dari situ kita disuruh belajar secara otodidak. Dimana saat kita terus melakukan kesalahan terus-menerus maka Alloh akan selalu ada untuk mengingatkan, atau kita justru dikasih pilihan secara tersirat untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Tapi moso sih, nunggu “diingatkan”,, ga kebayang deritanya..
Wallahu’alam.
Pada akhirnya gw harus inget bahwa ini dalah malem takbiran. Dan untuk itulah saat tulisan ini dibuat, gw harus memposisikan diri gw sebagai umatNya yang ikut menggemakan takbir..
Semoga amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diridhai oleh Alloh swt (Aamiin ya rabbal’aalamiin)
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
