Ini bukan tentang inspirasi, apalagi sebuah kisah sukses :D,
Hanya sekedar berbagi sudut pandang dan pikiran.
Satu hal yang mungkin akan selalu gw inget di bulan Maret 2018, adalah momen dimana gw harus turun gunung (lagi). Bukan karena terpeleset atau kehabisan bekal, tapi karena gw harus mengulurkan tangan untuk membantu orang lain di sekitar gw untuk dapat mendaki bersama.
Agak miris memang, mengingat hal ini terakhir gw lakukan 2 tahun lalu. Berpikir keras mencari solusi dari permasalahan, berkorban materi, waktu, tenaga, pikiran dan bahkan hubungan sosial. Ketika semua yang udah gw rencanakan membuahkan hasil, gw seneng banget waktu mencapai goal achievement gw di bulan Februari kemarin.
Udah terbayang rencana kedepan gw untuk lakukan hal ini, mencoba hal itu, belajar lagi, berkembang lagi.
Tapi sekali lagi, tombol reset harus ditekan dan untuk mendaki kepuncak gw harus menuruni lembah lagi. Semoga gw ga ]mengulangi kesalahan-kesalahan saat mulai pendakian sebelumnya.
Cobaan hidup mungkin akan berulang, tapi jangan pernah menjadi manusia yang sama seperti sebelumnya. Perubahan itu pasti, kita akan perlahan mati kalo tidak pintar bertransformasi. Ikhlas, Ikhtiar dan Ibadah atau i3 gw menyebutnya, merupakan gagasan pribadi yang menjadi landasan sebagai strategi menghadapi tantangan gw kali ini.
1. IKHLAS
Yap, Bismillahirrahmaanirrahiim, dengan menyebut nama Allah swt maka hal pertama yang gw lakukan adalah mencoba ikhlas. Dengan ikhlas, maka gw ngga akan menganggap semua ini menjadi beban. Melainkan tantangan yang harus gw selesaikan, dengan demikian akal dan pikiran gw akan menyesuaikan.
Jujur, awalnya gw ga terima. Penyebabnya bukan gw, jadi cenderung bersikap menyalahkan. Salah memang, tapi sudah terjadi dan gw akan makin tegas untuk mencegah hal ini terjadi lagi (antisipasi). Nah, apa yang sudah dihadapan gw? itulah urusan sebenarnya dan fokus serta ketenangan sangat dibutuhkan untuk meghadapi tantangan ini.
Dengan demikian, dari semua sikap dan prinsip hidup positif yang ada, maka gw memilih ikhlas.
2. IKHTIAR
Kedua, ikhtiar atau berusaha. Bulan Maret bisa dibilang gw hancur-hancuran. Jadwal harian yang ngga jelas, weekend yang ga berfaedah dan sebagainya. Tapi memasuki Bulan April gw mencoba berbenah, fokusnya adalah membenahi hati dan pikiran terlebih dahulu. Sampai tulisan ini dibuat, Alhamdulillah udah berjalan 1 minggu lebih dikit :D.
Mulai dari diri sendiri itu penting karena Pertama, fokus pada hasil itu ngga akan signifikan bawa perubahan (yang ada stres karena tiap mencoba, hasilnya sama sekali belum keliatan). Tapi kalo kita berfokus pada perubahan, maka insya Allah kita akan berproses untuk mendapat hasil dengan cara yang bisa jadi terus berbeda, terus berinovasi dan improvisasi. Kedua, saat kita mampu berkata “Ya, Saya Salah.” Berarti kita sedang memulai perubahan pada diri kita. Ingat bahasan ikhlas sebelumnya? Udah dapet korelasinya?
Karena gw percaya, apa yang menimpa kita itu adalah ada bagian sebab akibat dari sikap dan perilaku kita, kebiasaan kita.
Caranya?
Diskusi, Sharing, MIKIR, Muhasabah, Mulai lagi baca buku tentang cara mengatur waktu, bisa buku yang pernah kita baca maupun buku baru untuk menambah sudut pandang kita.
Satu cara lain yang sering gw lakukan adalah mangkir sedikit dari kebiasaan kita. Kalo biasanya kita nonton tv dulu sebelum tidur, tinggalin sesering mungkin. Kalo kita biasanya mager, mulai sesekali jalan sehat di pagi hari. Tujuannya ya supaya sesekali kita dapet pengalaman berbeda, kita bisa mati rasa kalo ngelakuin yang itu-itu aja.
Hubungannya apa? MOMENTUM
Hukum kelembaman energi menyatakan bahwa diperlukan energi yang relatif sangat besar ketika ingin menggerakkan benda dari keadaan tidak bergerak. Buat gw pribadi, hal-hal kecil diatas yang udah gw sebutkan itu membantu untuk mengumpulkan energi tersebut.
Udah mulai dapet momentum, semangat perubahan itu akan gw salurkan ke sekitar. Mulai mewujud pada realisasi rencana, menaiki satu persatu tangga pemecahan masalah. Solusi, solusi dan solusi, akan lebih efektif kita temukan pada jiwa yang terus bersemangat.
Memperkaya informasi, memperlancar komunikasi, mempererat silaturahmi, itulah strategi yang gw pilih.
3. IBADAH
Mungkin sering kita dengar, manusia boleh berencana tapi Allah lah yang menentukan. Merasa sukses tanpa melibatkan Allah atau diawalnya melibatkan Allah tapi kemudian lupa ketika sudah sukses, itu akan menghadirkan sifat sombong pada diri manusia. Sebaliknya, selalu berdoa tanpa usaha atau mempersiapkan diri maka akan sulit mendekatkan kita pada perubahan yang nyata.
” Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
– QS 13:11 –
Disiplin dalam menjalankan kewajiban, memperbanyak ibadah sunah sebagai amalan, implementasi ilmu sebagai pembuka jalan, semoga apa yang telah direncanakan dan dijalankan ini penuh dengan keridhoan dari Allah swt.
Aamiin aamiin ya Rabbal ‘aalamiin